Nadia adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan anaknya di sebuah rumah sederhana. Suatu hari, ia mendapat kabar bahwa bapa mertuanya, Pak Harun, mengalami kecelakaan yang membuatnya buta. Nadia merasa kasihan dan menawarkan untuk menjaganya di rumahnya.
Tips Warga Emas Masih Mampu Tegang
Awalnya, Nadia mengira bahwa menguruskan bapa mertua buta tidak akan terlalu sulit. Ia berpikir bahwa ia hanya perlu memberinya makan, minum, obat, dan membantunya berjalan-jalan di sekitar rumah. Namun, ternyata ia salah.
Pak Harun adalah seorang pria yang keras kepala dan tidak mau bergantung pada orang lain. Ia sering menolak bantuan Nadia dan berusaha melakukan segala sesuatu sendiri. Akibatnya, ia sering terjatuh, tersandung, atau menabrak barang-barang di rumah. Nadia harus selalu waspada dan siap menolongnya.
Selain itu, Pak Harun juga memiliki sifat yang pemarah dan mudah tersinggung. Ia sering marah-marah tanpa alasan yang jelas dan memaki-maki Nadia. Ia merasa bahwa Nadia tidak menghormatinya sebagai bapa mertua dan mencampuri urusannya. Ia juga sering menyalahkan Nadia atas kebutaan dan kesengsaraannya.
Nadia merasa sangat tertekan dan lelah menghadapi bapa mertua buta yang rewel dan galak. Ia sering menangis diam-diam di kamar mandi atau di dapur. Ia juga merasa bersalah karena tidak bisa memberikan perhatian yang cukup kepada suami dan anaknya. Ia merasa bahwa ia telah gagal sebagai istri dan ibu.
Suatu hari, Nadia tidak tahan lagi dan memutuskan untuk berbicara dengan Pak Harun. Ia mengatakan bahwa ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk merawatnya dan menghargainya sebagai bapa mertua. Ia meminta Pak Harun untuk bersabar dan bersikap lebih baik kepada dirinya.
Pak Harun terdiam mendengar ucapan Nadia. Ia menyadari bahwa ia telah bersikap tidak adil dan kasar kepada Nadia. Ia ingat betapa baiknya Nadia kepada dirinya sejak awal ia tinggal di rumahnya. Ia juga ingat betapa sayangnya Nadia kepada suami dan anaknya.
Pak Harun kemudian meminta maaf kepada Nadia dengan suara lirih. Ia mengatakan bahwa ia merasa frustasi dan marah karena kehilangan penglihatannya. Ia juga merasa minder dan tidak berguna sebagai seorang ayah dan kakek. Ia mengaku bahwa ia salah menyalurkan emosinya kepada Nadia.
Nadia tersentuh mendengar pengakuan Pak Harun. Ia memeluk Pak Harun dengan erat dan mengatakan bahwa ia memaafkannya. Ia juga mengatakan bahwa ia masih menghormati Pak Harun sebagai bapa mertua dan menganggapnya sebagai keluarga sendiri. Ia berjanji untuk terus membantunya melewati masa sulit ini.
Sejak hari itu, hubungan antara Nadia dan Pak Harun menjadi lebih baik. Mereka saling membantu dan menghargai satu sama lain. Mereka juga sering bercanda dan bercerita tentang hal-hal ringan. Mereka merasa lebih dekat dan nyaman satu sama lain.
Nadia merasa lebih bahagia dan lega setelah berdamai dengan Pak Harun. Ia juga merasa lebih percaya diri sebagai istri dan ibu. Ia bersyukur karena masih memiliki keluarga yang mencintainya.